Minggu, 23 Desember 2012

Keutamaan Hijab Syar’i



بسم الله الرحمن الرحيم
Ditulis: asy-Syaikh ‘Abdulloh bin Ahmad al-Iryani -semoga Alloh menjaganya-
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وأصحابه، أمَّا بعد
Sesungguhnya keutamaan tentang berhiijab banyak, kedudukannya besar dan mulia bagi individu dan masyarakat, dan hijab menjadikan perempuan mempunyai kedudukan yang tinggi, kemuliaan dan kewibawaan yang besar, serta tempat yang terpuji. Dan menjadikannya suri tauladan yang baik, permata yang mahal, permata indah yang terjaga dari gangguan orang-orang bodoh dan aman dari tipu daya orang-orang yang jelek. Oleh karena itu Alloh subhanahu wa ta’ala mewajibkan hijab serta memuliakan ibu-ibu kaum mukminin dengannya serta anak-anak Nabi yang terpercaya, yang mereka mempunyai iman dan keyakinan. Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya([1]) ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Ghofur (Maha Pengampunlagi Rohim (Maha Penyayang).” [QS. Al-Ahzab:59]
Dan keutamaan hijab, manfaat dan kedudukannya tidak terbatas pada risalah ini, karena kami pada sesuatu yang diringkas dan disegerakan, mengingatkan kepada wanita muslimah yang Alloh subhanahu wa ta’ala muliakan dan cintanya dari nikmat hijab Syar’i yang menunjukkan tentang butuh dan pentingnya hal tersebut. Dengan menyebutkan nikmat Alloh subhanahu wa ta’ala, maka kami katakan dengan taufiq Alloh subhanahu wa ta’ala:
  1. Hijab Syar’i sesuai dengan fitroh yang selamat: dan Alloh subhanahu wa ta’ala telah menjadikan fitroh kepada hambanya untuk menutup aurot, oleh karena itu ketika bapak kami Adam dan ibu kami Hawa memakan buah dari pohon, yang membuat kelihatan aurot mereka, maka keduanya bersegera untuk menutupnya. Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَاتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَا إِنَّ الشَّيْطَآنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. kemudian Robb mereka menyeru mereka: Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku katakan kepadamu: Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” [QS. Al-‘Araaf:22]
Dan semangat jiwa yang baik adalah untuk menutup aurot yang itu termasuk dari tanda-tanda kekuasaan Alloh subhanahu wa ta’ala, dan itu termasuk apa yang Alloh subhanahu wa ta’ala perintahkan kepada hambanya. Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِي سَوْءَاتِكُمْ وَرِيشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa, Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Alloh, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” [QS. Al-‘Araaf:26]
Dan meremehkan hijab Syar’i, dan membuka aurot serta tidak menjaganya adalah meniadakan fitroh yang bersih, bahkan ini termasuk dari perilaku jiwa yang jelek. Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya ‘auratnya.” [QS. Al-A’raaf:27]
1. Hijab Syar’i adalah merupaka keta’atan kepada Alloh dan Rosul-Nya. Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

    وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

    “Barangsiapa taat kepada Alloh dan Rosul-Nya, niscaya Alloh memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar.” [QS. An-Nisa’:13]

    وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

    “Dan barang siapa yang taat kepada Alloh dan Rosul-Nya dan takut kepada Alloh dan bertaqwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan.” [QS. An-Nur:52]

    وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

    “Dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” [QS. Al-Ahzab:71]

    وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَن يَتَوَلَّ يُعَذِّبْهُ عَذَاباً أَلِيماً

    Dan Barangsiapa yang taat kepada Alloh dan Rosul-Nya; niscaya Alloh akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diadzab-Nya dengan adzab yang pedih.” [QS. Al-Fath:17]
    Dan meremehkan hijab Syar’i adalah maksiat kepada Alloh dan Rosul-Nya, Alloh subhanahu wa ta’ala:

    وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْراً أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالاً مُّبِيناً

    “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” [QS. Al-Ahzab:36]
    2. Hijab Syar’i menunjukkan tentang kesempurnaan Iman dan Taqwa, dan termasuk dari sifat-sifat wanita yang bertaqwa adalah; Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

      يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ

      Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin..” [QS. Al-Ahzab:59]

      Dan meremehkan hijab Syar’i adalah tanda dari lemahnya Iman, serta tidak sempurna iman dan kuatnya, bahkan itu termasuk dari sifat jahiliyah. Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

      وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

      “Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [QS. Al-Ahzab:33]

      3. Hijab syar’i adalah tanda seorang wanita yang menjaga diri dan rasa malu. Dan meremehkan hijab Syar’i adalah tanda sedikit rasa malu, dan sebab keraguan. Dan dalam Al-Bukhori (no.6120) dari Abi Mas’ud radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam:
        «إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الأولى إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَافْعَلْ مَا شِئْتَ»
        “Sesungguhnya apa yang ditemui dari perkataan Nabi terdahulu; apabila engkau tidak malu, maka lakukanlah apa yang engkau kehendaki.”
        4. Hijab Syar’i adalah penyuci untuk hati, Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

          وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعاً فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ

          “Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” [QS. Al-Ahzab:53]

          Dan meremehkan hijab Syar’i sebab terhalangnya dari pembersihan hati yang sempurna, dan bahkan itu termasuk dari sebab-sebab rusaknya hati.
          5. Hijab Syar’i adalah sebab terbesar penjagaan yang kokoh dari gangguan para penjahat, serta menutup kesempatan bagi siapa yang mempunyai penyakit hati. Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

            مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ

            “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.” [QS. Al-Ahzab:59]
            Dan dari sini kita mengetahui bahwasanya sebab terbesar pelindung bagi wanita adalah wajibnya memakai hijab. Dan meremehkan dari hijab Syar’i adalah sebab terhalangnya perempuan dari penjagaan yang kokoh tersebut dan keamanan yang besar, dan Alloh subhanahu wa ta’ala telah berkata:

            فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَّعْرُوفاً

            “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Perkataan yang baik.” [QS. Al-Ahzab:32]
            Apabila orang-orang yang jahat menginginkan sesuatu dari perempuan dengan sebab suaranya lembut, maka bagaimana kalau dia melihatnya berhias tanpa memakai hijab??
            6. Hijab Syar’i adalah mahkota diatas kepala perempuan yang menunjukkan tentang semangatnya untuk memerbaiki dirinya, dan menjauhkan apa yang menggangunya dan menodai kehormatannya.
              Dan hal tersebut menunjukkan tentang selamatnya dia dari jalan-jalan kejelekan, perantara-perantara kerusakan dan penyeru tabarruj (berhias). Dan senjata yang menunjukkan tentang kuatnya perempuan dalam menghadapai musuh-musuh islam. Dan meremehkan hijab akan memalingkanperhatian manusia ke kepala perempuan yang hal itu menunjukkan tentang lemahnya dia, serta tidak ada kemauan terhadap apa yang membuat baik baginya. Dan itu termasuk tanda lemahnya dia dalam menghadapi penyeru kejelekan dan perantara kerusakan.
              7. Hijab Syar’i adalah sebab terbesar dari selamat dari neraka dan keberuntungan di surga. Pada Shohih Muslim (2128) dari Abi Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam:

                «صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا: قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ، وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ، مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ، رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ؛ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ، وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا، وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا»

                “Dua jenis dari penduduk neraka yang tidak pernah aku melihat keduanya: kaum yang bersamanya cambuk seperti ekor sapi, yang dibuatnya untuk memukul manusia. Dan wanita yang berpakaian telanjang, berlenggak lenggok, yang kepala mereka seperti punuk Unta, mereka tidak masuk surga, dan tidak pula mencium baunya, dan baunya itu bisa dicium dari perjalanan dari sini sampai sana.”
                Dan dalam musnad Imam Ahmad (4/197) dari ‘Amr bin ‘Ash radhiyAllohu ‘anhu dia berkata:
                بينما نحن مع النبي r فقال: «انظروا هل ترون شيئاً»؟ فقلنا: نرى غِرباناً فيها غرابٌ أَعْصَم أحمر المنقار والرجلين. فقال رسول الله: «لا يدخل الجنة من النساء إلا مَن كان منهن مثلُ هذا الغراب في الغِربان»
                Ketika kami bersama Nabi ` beliau berkata: “Lihatlah, apakah kalian melihat sesuatu??” maka kami katakan: “Kami melihat sekumpulan gagak yang diantara gagak tersebut putih kedua sayapnya yang merah paruhnya dan kedua kakinya.” Dan Rosululloh ` bersabda: “Tidak akan masuk surga dari kalangan wanita kecuali mereka yang seperti gagak dalam sekelompok gagak-gagak tersebut.”
                Dan itu adalah sebab dari maksiat serta meremehkan tentang hijab. (والأعْصَم) adalah yang putih kedua sayapnya, atau yang putih kedua kakinya. [An-Nihayah]
                8. Hijab Syar’i menunjukkan tentang bagusnya mendidik, menjaga dan nasihat dari kedua orang tua. dan meremehkan hijab Syar’i menunjukkan tentang kelalaian dalam mendidik anak perempuan, peremehan yang berbahaya dan kelalaian yang parah. Dan dalam Shohih Al-Bukhori (750) Muslim (142) dari Ma’qil bin Yasar radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam:
                  «ما مِن عبدٍ استرعاه الله رعية فلم يُحطها بنصيحة إلا لمن يجد رائحة الجنة»
                  “Dan tidaklah seorang hamba yang Alloh berikan dia kekuasaan, kemudian tidak menunaikan dengan nasihat kecuali dia tidak mencium baunya surga.”
                  Dan dalam Shohih Al-Bukhori (5200) Muslim (1829) dari ‘Abdillah bin ‘Umar berkata: bersabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam:
                  «كلكم راعٍ، وكلُّ راعٍ مسئولٌ عن رعيته. قال: والرجل راعٍ في أهله، ومسئول عن رعيته، والمرأة في بيت زوجها راعيةٌ ومسئولة عن رعيتها»
                  “Semuanya adalah pemimpin, dan setiap yang memimpin akan ditanyai tentang apa yang dipimpinnya. Dan seorang lelaki adalah pemimpin di keluarganya, dan ditanya tentang kepemimpinannya, dan perempuan di dalam rumah suaminya adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.” Dan anak perempuan termasuk dari kepemimpinannya.
                  1. Hijab Syar’i menunjukkan tentang kecemburuan bapak-bapak, suami-suami dan walinya tentang kehormatannya. Dan meremehkan hijab Syar’i menunjukkan tentang tidak pedulinya tentang kehormatan yang mahal. Dan dalam pemilik sunan dari Sa’id bin Zaid radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam:
                  «من قُتِل دون عرضه فهو شهيدٌ»
                  “Barang siapa dibunuh karena kehormatannya, maka dia syahid.”
                  9. Hijab Syar’i adalah tanda bagi perempuan untuk menjadi suri tauladan yang baik dikalangan perempuan. Dan meremehkan hijab Syar’i adalah sebab terhalangnya dari suri tauladan yang baik, bahkan menjadi wanita yang berhias menjadi contoh yang jelek bagi anak-anak perempuannya dan saudara perempuannya. Dan mengajak pada keadaannya tersebut kepada kejelekan tanpa dia inginkan atau tidak inginkan. Alloh subhanahu wa ta’ala berkata:

                    إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

                    “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang Amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” [QS. An-Nur:19]
                    1. Hijab Syar’i sebab diterimanya perempuan dimasyarakat, kadar dan pemuliaan kepadanya serta keinginan kepadanya, oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam  kepada seorang pelamar:
                    «فاظْفَر بذات الدين تَرِبَتْ يداك»
                    “Maka capailah dari sisi agama, maka hendaknya dengan hal tersebut.” Al-Bukhori (5090) Muslim (1466) dari hadits Abi Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu.
                    Dan meremehkan hijab Syar’i menjadikan turun derajat seorang perempuan, serta tidak diterima dimasyarakat, bahkan hal tersebut membuat dia ditinggalkan dan dibenci.
                    10. Hijab Syar’i merupakan sebab terbesar selamatnya masyarakat dari fitnah, kerusakan dan kehancuran: dalam Al-Bukhori (5096) Muslim (2741) dari Usamah bin Zaid radhiyalAllohu ‘anhuma dia berkata: bersabda Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam:
                      «ما تركت بعدي فتنة أضَرَّ على الرجال من النساء»
                      “Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita.”
                      Dan Shohih Muslim (2742) dari Abi Sa’id Al-Khudri berkata: bersabda Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam:
                      «اتَّقوا الدنيا، واتَّقوا النساء؛ فإن أوَّل فتنة بني إسرائيل كانت في النساء»
                      “Hati-hatilah dari dunia, dan hati-hati dari wanita, karena sesungguhnya awal fitnah Bani Isro’il terjadi di wanita.”
                      Dan meremehkan hijab Syar’i termasuk dari sebab rusaknya masyarakat dan jalan yang mengantarkan jatuh dalam perbuatan keji dan kemungkaran. Dan dalam Al-Bukhori (6612) Muslim (2657) dari Abi Huroiroh radhiyAllohu ‘anhu berkata: bersabda Rosululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam:
                      «كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ؛ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ»
                      “Telah dituliskan kepada Bani Adam bagiannya dari zina yang akan dia dapati hal itu, kedua mata zinanya dengan malihat, kedua telinga zinanya dengan mendengar, lesan zinanya dengan berbicara, tangan zinanya dengan bertindak, kaki zinanya dengan berjalan, hati dengan hawa nafsu dan membayangkan, membenarkan dan mendustakan hal tersebut adalah kemaluan.” Penutup serta penjagaan adalah pembantu terbesar untuk menjaga diri dan kehormatan.
                      Maka sungguh mulianya keutamaan hijab Syar’i dan butuh seorang wanita muslimah terhadapnya. Maka alangkah besar nasib buruk dan kerugian bagi siapa yang meremehkan pada hal ini.
                      Adapun syarat-syarat hijab Syar’i yang terdapat pada dalil-dalil adalah:
                      1. Harus menutup seluruh tubuhnya secara sempurna.
                      2. Harus tertutup tidak tipis.
                      3. Harus lebar tidak boleh sempit, apabila tipis atau ketat maka tidak terjadi penutup yang wajib.
                      4. Tidak boleh busana yang asalnya adalah hiasan.
                      5. Tidak boleh pakaian syuhroh (semua busana yang menyelisihi syari’at).
                      6. Tidak memakai wewangian.
                      7. Tidak menyerupahi pakaian laki-laki.
                      8. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
                      فاللهم استر عوراتنا، وآمن روعاتنا، واحفظنا، ووفقنا لما تحب وترضى، والحمد لله رب العالمين

                      ([1]) Berkata Al-Qurthubi rahimahulloh:
                      «والصحيح أنه -يعني الجلباب- الثوب الذي يستر جميع البدن».
                      “Dan yang benar adalah -yakni tentang jilbab- pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya.” [dinukil dari “Hiwar Hadi’ ma’a Al-Ghozali” (1/62)]
                      Berkata As-Sindi rahimahulloh:

                      «ثَوْب تُغَطِّي بِهِ الْمَرْأَة رَأْسهَا وَصَدْرهَا وَظَهْرهَا إِذَا خَرَجَت»

                      “Pakaian yang menutupi seorang wanita; kepalanya, dadanya dan punggungnya apabila dia keluar.” [Hasyiyah As-Sindi ‘Ala Ibni Majah (3/103)]
                      Berkata As-Suyuthi rahimahulloh:

                      «وقيل هو ثوب واسع دون الرداء يغطي صدرها وظهرها»

                      “dan ada yang mengatakan: pakaian yang lebar bukan selendang yang menutupi dada dan punggungnya.” [Syarh Suyuthi ‘Ala Shohih Muslim (2/461) Syarh An-Nawawi (6/180)]

                      0 komentar:

                      Posting Komentar

                      Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

                       
                      Powered by Blogger